Uang

Jangan anggap aku ibumu
Yang harus selalu kau patuhi sampai nanti
Yang sanggup mengurus segala sandang dan panganmu
Aku bukan tubuh yang melahirkanmu

Jangan anggap aku ayahmu
Yang bisa memberimu papan tempat bernaung
Yang harus kau jadikan teladan hingga tua nanti
Aku bukan figur yang patut ditiru

Jangan anggap aku sang saka merah putih
Yang harus kau hormati
Yang senantiasa kau letakkan dalam sanubari
Yang tegak berkibar di ujung tiang tertinggi
Kau nyanyikan lagu padamu negri
Seolah aku ini patriot proklamasi

Jangan anggap aku pahlawanmu
Yang membuatmu merdeka dari jerat hutang dan kemiskinan
Padahal aku adalah dalang di balik kerusuhan
Biang keladi di balik perpecahan
Tolong jangan demikian
Aku tak sebanding dengan bunga bangsa
Yang rela berkorban demi tanah air dan negara

Jangan anggap aku atasanmu
Yang bisa bebas menguasaimu
Yang titahnya harus dilaksanakan setiap waktu
Dan berharap dengan begitu aku berkenan menaikkan pangkatmu
Tidak, aku tidaklah sebijak itu

Jangan anggap aku kepercayaanmu
Yang dengan taat kau sembah di atas alas beludru
Altar agung yang kau puja dan dielu-elu
Bahkan kau lebih khusyuk menyembahku
Daripada melaksanakan perintah Yang Maha Tahu

Jangan anggap aku kawanmu
Yang selalu setia dan ada di saat kau perlu
Yang selalu menemani kemana pun kau menuju
Sejatinya aku tak senaif itu

Sekali kau percaya padaku
Maka terhitung sejak saat itu
Kau mulai membuka pintu bagi kehancuranmu
Hidupmu sepenuhnya ada di bawah kendaliku
Pikirkan itu sebelum melibatkan dirimu

Asal kau tahu, aku adalah aku
Jika kau tak suka dengan aturanku
Kau bisa menganggapnya angin lalu


- UANG -
Oleh: Dymar Mahafa

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Lara dan Alam Lain

What Do You Think About English Subject At School?

Dia Dan Alegori