Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2018

Dengarkan Aku! Karena Aku Adalah...

Aku membangunkanmu setelah berkata, "Cukup!" Perlahan kelopak matamu membuka. Menyesuaikan cahaya lampu ruangan ini. Kamarmu. Napasmu tak beraturan. Kau terengah. Jantungmu bekerja terlalu cepat. Bulir-bulir keringat dingin membasahi pelipismu. "Kau baik-baik saja?" aku bersuara. Tak ada tanggapan darimu. Kau terduduk seraya menjangkau ponsel di meja sebelah ranjang. "Jam dua belas lebih. Ya ampun.." bisa ku dengar kau menggumam. Aku membiarkanmu menenangkan diri dalam hening. Tepat tengah malam. Selalu begitu. Selalu aku membangunkanmu pada jam sekian. Sebelum kau jadi gila karena ulah mimpi burukmu sendiri. Sungguh, aku tak bermaksud buruk. Aku hanya mencoba memberitahumu sebuah firasat melalui mimpi. Sejak kau masih kecil, aku telah terlatih untuk ini. Yakni mendampingimu memecahkan rahasia mimpi. Bahkan mimpi terburukmu sekalipun. Mimpi tak hanya semata-mata sebagai bunga tidur. Terkadang mimpi merupakan pertanda akan sesuatu yang akan se

Antara Gue dan BukBer

Memasuki hari kedua puasa dan hari libur gue yang terakhir, rasanya rutinitas gue lempeng-lempeng aja. Ya cuma itu-itu aja. Kalau pun ada yang menyenangkan, palingan ya itu; baca, nonton, tidur dan iseng-iseng menghasilkan bunyi jelek dari senar gitarnya Papa. Udah itu doang. Ada lagi sih sebenernya. Kegiatan gue kalau sore sekarang bantuin nyokap bergelut sama pisau dan bumbu rempah di dapur. Persiapan berbuka puasa. Anyway, ngomongin soal buka puasa, ada satu istilah yang yaa lumayan lama sih udah dipakainya, sejak gue masih SMP kalau nggak salah sih. BukBer. Buka Bersama. Buka apaan hayo? Buka puasa lah. Apalagi? 😆 Gue jarang banget ngelakuin aktifitas itu selama bulan puasa. Maksud gue BukBer. Palingan kalau ada yang ngajak aja, baru deh keluar rumah. Kalau nggak, yaa udah BukBer di rumah bareng keluarga. Gue tipe anak rumahan yang lebih nyaman ada di rumah daripada main nggak jelas ke luar. Apalagi lagi gencar-gencarnya isu bom tuh ya, kan? Masyarakat dihimbau untuk sela

Tebak-tebakan Receh Seputar Sirup Ramadhan

Selamat pagi ODOPers dari Sabang sampai Merauke. Apa kabar ibadah puasa-mu hari ini? Semoga selalu diisi dengan kegiatan yang bermanfaat ya. Serta selalu sabar, ikhlas dan penuh rasa syukur menjalankan rutinitas. Nah biar kalian semua nggak jenuh selama menjalankan puasa, gue pengen berbagi tawa dan senyum buat ngisi jam-jam puasa kalian. Senyum itu ibadah, kan ya? Asal ada temennya. Kalau senyum sendirian, gue nggak yakin itu masih termasuk dalam pahala ibadah atau bukan. Langsung aja. Gue punya beberapa tebak-tebakan receh. Yah, semoga aja bisa menghibur walau gue nggak yakin soalnya sih receh. Agenda hari pertama ODOP di bulan puasa adalah tentang SIRUP. Yak, mari kita mulai saja. NB: Jika ada kesamaan pertanyaan dan jawaban, itu semua semata-mata hanya kebetulan serta seluruh ide dari tulisan ini hanyalah imajinasi dan fiktif belaka. Siapa yang selalu menemukan menu sirup dalam sesi buka puasa? Pasti bisa jawab nih. Okay, check this out. 1. Gimana Bahasa Inggrisnya n

An Impossible

He is an impossible He sparkles like a marble He is high like a flying bubble He is gentle and humble While I am not able To see through his eyes then just act simple I can not win the noble Cause he is an impossible What is wrong with me now? I just don't know how Could I say to him that I saw His figure right on my glass right now? A tiny white butterfly flies in my room Is it a sign of a good news or just a gloom? I do want to bloom Like a beauty little cherry blossom Which dies after seven nights from the day it bloomed While I am not able To say the words then just act simple Cause he is an impossible Kediri, May 10th, 2018. 08:06. A poem by Dymar Mahafa.

Filosofi Air

Mungkin benar jika kadang angin tak selalu menyenangkan Partikel udara yang sejuk itu kadang menjelma menjadi beku, membiru Mungkin benar jika kadang api tak selalu memberi manfaat Nyala hangat jingga kemerahan itu kadang menjelma menjadi kobar, membakar habis apa saja, siapa saja Mungkin benar jika tanah tak selalu melunak Serbuk debu padat itu kadang menjelma menjadi keras, membatu Mungkin benar jika air tak selalu tenang dan menyembuhkan Partikel bening yang mensucikan itu kadang menjelma menjadi amuk, samudra menyelimuti tanah daratan Air tak selalu bermuara kembali pada samudra, seringkali ia tersesat Jalan alirannya kadang terhalang oleh parit, oleh beton tinggi atas campur tangan manusia Kadang ia harus terjebak cukup lama di saluran parit yang gelap Kadang elemen bening itu menjelma bias uap, berbaur kembali bersama udara, bersekutu dengan angin Namun bagaimanapun ia menjelma, air tetaplah air Air senantiasa mampu meredakan murka api Air senantiasa mampu