Sajak Bakti

Maafkan
Jika aku banyak menuntut
Menyuruhmu melakukan ini dan mencapai hal itu
Membuat lelah hayati, geram amarah
Tetapi, tidak
Aku tidak menyuruhmu begitu
Aku hanya memintamu

Maafkan
Jika kata-kata dari lisanku menyakitimu
Memecut paras elok yang penuh gurat pilu
Mencambuk harga diri yang seringkali di luar nalar dan pikirmu
Tetapi, tunggu
Kata-kataku tidak menyakitimu
Itu wejanganku untukmu

Maafkan
Jika aku selalu saja memaksamu
Lekas cari jodoh dan beri aku cucu, begitu ujarku padamu
Wajahmu pasi kala itu, kau anggap aku tidak memahami perasaanmu
Tetapi, lihatlah
Lihat mataku
Mata tua ini memohon padamu
Memohon belas kasihmu, anakku
Apa tubuh tua ini berhak meminta?
Bagaimana perasaanmu? Mengertikah kau tentang perasaanku?
Tolong dengarkan aku
Karena waktu terus memburu, dan malaikat Izrail terus saja menggangguku
Tuhan, beri aku tambahan waktu
Aku merintih, menangis setiap kali menyebut namamu dalam doa-doaku
Selalu saja doa itu, lagi-lagi selalu seperti itu

Maafkan
Jika kelak aku menjadi beban kehidupan rumah tanggamu
Merepotimu dengan ini dan itu
Menyuruhmu memapah tubuh ringkih lagi sakit-sakitan
Menguras seluruh isi tabungan hanya untuk menebus biaya pengobatan
Tetapi, tidak
Tidak seharusnya kau berteman dengan alat ukur dan hitung
Karena kasihku tak pernah terukur, dan pengorbananku tak kenal angka hitung

Anakku,
Sudah masanya kau tahu
Sejatinya bakti adalah jalanmu untuk membayar jasa-jasaku
Walau aku tak dapat menjamin surga untukmu
Tetapi, pahamilah
Bahwa aku pun menjalani waktu baktiku pada kakek dan nenekmu
Mengertilah,
Sudah sepatutnya kau ikuti jejakku
Lalu tularkan ke anak-anakmu

Oleh: Dymar Mahafa

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Lara dan Alam Lain

What Do You Think About English Subject At School?

Dia Dan Alegori