Sajak Kotoran

Siapa kau?
Yang suka sembunyi di sela-sela air mata
Bermain dengan bulu halus pipi merona
Bergurau dengan pori-pori yang menganga

Apa maumu?
Menempel serupa benalu pada inangnya
Menggarit titik hitam di kulit ari serupa spidol permanen di atas papan tembaga

Apa pedulimu?
Hingga hadirmu selalu saja membuatku susah
Hingga waktuku tersita hanya untuk mengusirmu dari tempat persembunyian

Apa kau tuli?
Sudah ku bilang jangan kembali
Sudah ku bilang aku tak sudi melihatmu lagi
Sudah ku bilang aku tak sudi berteman denganmu

Aku tahu siapa kau
Aku tahu niat busukmu padaku
Bahkan aku tahu bahwa kepedulianmu itu hanya sebuah omong kosong
Keberadaanmu tak ubahnya kamuflase
Mengubah denotasi menjadi konotasi
Dan lagi telingamu rusak, kau tuli

Tunggu, aku lupa
Kau tidak punya telinga, apalagi mata, apalagi mulut
Benar juga, satu indera pun tak punya
Namun mengapa, hadirmu membuat seluruh inderaku tersiksa
Aku terserang alergi karenamu
Jadi, sebelum binasa kolonimu
Pergilah menjauh

Ah sudahlah
Sia-sia saja bercakap denganmu
Tak mungkin kau bisa mendengar suaraku
Lagi-lagi kau bersembunyi di sudut lemari kayu
Dan apa itu?
Aduh, mengapa kau bawa serta teman-temanmu?
Ratusan, ah tidak, sekarang jadi ribuan
Jumlah yang sungguh tak masuk akal
Beraninya kalian bersekutu melawanku

Lagi-lagi begitu, selalu saja begitu
Datang dan pergi, menjajah sesuka hati
Tak tahu diri!

***
Oleh: Dymar Mahafa

Komentar

  1. Balasan
    1. Bukan kak. Itu butiran debu yang bertebaran di kamar. Habis bersih2 tiba2 aja muncul sajak ini. 😁

      Hapus
  2. Balasan
    1. Bisa juga di representasikan gitu bang. 😂 Sama2 perlu dibasmi.

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Lara dan Alam Lain

What Do You Think About English Subject At School?

Dia Dan Alegori