Remah Roti

Dalam lamun senggangku yang kurang terisi

Aku berandai menjadi remah roti

Yang terbuang di jalan setapak, terserak serupa debu tak berarti

Menjadi target utama pasukan semut, atau bahkan sasaran empuk burung merpati

Tubuhku yang serupa serpih debu, tentu saja aku tak dilengkapi kaki untuk berlari

Jadi jangan salahkan jika aku hanya mampu diam, menjemput sang malaikat maut, lalu kemudian digiring menuju kerajaan para bidadari

Aku biarkan mereka diam-diam mendekat, berdiri nyalang, hingga kemudian aku dikuliti

Tak usah mengadili siapa yang perlu kau maki

Karena aku tahu saat itu aku pasti sudah mati

Aku harap kau tidak bertanya tentang apa yang terjadi denganku di dalam perut si merpati

Tanyalah pertanyaan lain

Karena yang pasti aku ada bukan untuk meladeni rasa penasaran, apalagi menjabarkan rasa sakit setelah mati

Aku cukup tahu diri bahwa aku hanyalah seserpih remah roti


.
[ Dymar Mahafa ]

Komentar

  1. saya nangkepnya sebuah pengorbanan, dan seringkali org yg sebenar-benarnya berkobran akan terlupakan

    BalasHapus
    Balasan
    1. Cakep. Betul banget mas dwi. Terinterpretasi dg apik.
      Tapi makna sajak ini juga boleh jadi mengarah ke pengertian yg lain, tergantung dari sudut pandang pembaca. 😊

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

What Do You Think About English Subject At School?

Kanvas Kata Kita: Dari Dymar, Oleh Dymar, Untuk Hiday Nur

Lara dan Alam Lain