You are REAL
Semilir angin di teriknya siang ini serasa menghipnotis. Mataku tak kuasa untuk tetap terjaga. Ujian Try-out sesi terakhir akan berakhir 50 menit lagi. Dan aku mengantuk.
Ku alihkan perhatianku pada lalu lintas di luar. Dari jendela terlihat satu-dua motor yang lewat. Motor ketiga, keempat, kelima. Ah, mataku. Memang sudah terlalu lelah untuk dipaksa terjaga.
Suasana kelas lantai dua memang cukup penat. Hanya ada satu kipas angin di sudut ruangan. Menoleh ke kanan dan kiri, tak kenal lelah.
Mataku terpejam. Ku tenggelamkan wajahku di sela-sela telapak tangan yang ku tumpukan pada dahi. Aku tertidur. Beberapa menit berlalu ketika tiba-tiba ada yang memanggilku.
"Bu, minta kertas lagi."
Hari ini matematika. Tidak heran jika suasananya tegang. Namun tak lama setelah itu, keadaan kelas diwarnai dengan gumaman anak-anak yang saling berdiskusi di sela-sela laptop yang menampilkan soal-soal ujian percobaan tersebut.
Computer Basis Test, telah mulai diterapkan di sekolah ini. Sudah selama satu tahun terakhir, CBT berjalan. Era dan jaman semakin canggih. Gadget sudah menjadi makanan sehari-hari bagi masyarakat luas. Hingga menyentuh sektor ujian di sekolah.
Aku menghela. Lelah. Sudah dari pagi aku berjaga sebagai pengendali server. Perutku juga minta diisi.
Ku layangkan lamunanku pada kejadian pagi ini. Pagi ini aku bertemu dengannya. Dia yang namanya tak boleh disebut. Namun, dia nyata. Aku menyebutnya dengan "Real".
Real pagi ini ku sapa. Bukan dengan salam selamat pagi, namun dengan kalimat: "Mas, ruang 4 di atas ya?" Dan Real tersenyum seraya menjawab, "Iya, Mbak. Di atas."
Aku senang. Dalam hati girang bukan buatan.
Kalian tahu, jika Tuhan mengijinkanku bersamanya maka aku tak kan menghindarinya. Aku akan kembali tepat seperti ketika seekor merpati kembali ke tempatnya semula setelah berkelana melalang buana. Aku akan menjadi seperti itu ketika aku jatuh cinta.
Karena, cinta bagiku adalah kesetiaan. Dan saat ku buka mata, aku ingin dialah yang pertama kali ku lihat. Begitu pula saat ku terlelap, aku ingin dia ada di sisi. Mendampingi setiap langkah dan mengisi sebagian dari sisa hidupku dengan tawa serta kebahagiaan. Ku memohon agar Tuhan berkenan mengabulkan.
Namun aku tidak mau jadi manusia yang serakah. Karena jika dia tidak menjadi takdirku, maka sudah, aku tak ingin membangkang perintah dari-Nya. Akan ku akhiri semuanya dan mengembalikan segala sesuatunya seperti sedia kala.
Saat ku tersadar dari tidurku yang singkat, suara seseorang membuyarkan lamunan indahku.
"Mbak Dara?"
***
(hm.. enaknya bersambung nggak ya ceritanya?) 😆
Ditulis Oleh: Dymar Mahafa
#OneDayOnePostBatch2
~ Tantangan Bang Ian ~
Backsound : Michael Jackson - One Day In Your Life
Ku alihkan perhatianku pada lalu lintas di luar. Dari jendela terlihat satu-dua motor yang lewat. Motor ketiga, keempat, kelima. Ah, mataku. Memang sudah terlalu lelah untuk dipaksa terjaga.
Suasana kelas lantai dua memang cukup penat. Hanya ada satu kipas angin di sudut ruangan. Menoleh ke kanan dan kiri, tak kenal lelah.
Mataku terpejam. Ku tenggelamkan wajahku di sela-sela telapak tangan yang ku tumpukan pada dahi. Aku tertidur. Beberapa menit berlalu ketika tiba-tiba ada yang memanggilku.
"Bu, minta kertas lagi."
Hari ini matematika. Tidak heran jika suasananya tegang. Namun tak lama setelah itu, keadaan kelas diwarnai dengan gumaman anak-anak yang saling berdiskusi di sela-sela laptop yang menampilkan soal-soal ujian percobaan tersebut.
Computer Basis Test, telah mulai diterapkan di sekolah ini. Sudah selama satu tahun terakhir, CBT berjalan. Era dan jaman semakin canggih. Gadget sudah menjadi makanan sehari-hari bagi masyarakat luas. Hingga menyentuh sektor ujian di sekolah.
Aku menghela. Lelah. Sudah dari pagi aku berjaga sebagai pengendali server. Perutku juga minta diisi.
Ku layangkan lamunanku pada kejadian pagi ini. Pagi ini aku bertemu dengannya. Dia yang namanya tak boleh disebut. Namun, dia nyata. Aku menyebutnya dengan "Real".
Real pagi ini ku sapa. Bukan dengan salam selamat pagi, namun dengan kalimat: "Mas, ruang 4 di atas ya?" Dan Real tersenyum seraya menjawab, "Iya, Mbak. Di atas."
Aku senang. Dalam hati girang bukan buatan.
Kalian tahu, jika Tuhan mengijinkanku bersamanya maka aku tak kan menghindarinya. Aku akan kembali tepat seperti ketika seekor merpati kembali ke tempatnya semula setelah berkelana melalang buana. Aku akan menjadi seperti itu ketika aku jatuh cinta.
Karena, cinta bagiku adalah kesetiaan. Dan saat ku buka mata, aku ingin dialah yang pertama kali ku lihat. Begitu pula saat ku terlelap, aku ingin dia ada di sisi. Mendampingi setiap langkah dan mengisi sebagian dari sisa hidupku dengan tawa serta kebahagiaan. Ku memohon agar Tuhan berkenan mengabulkan.
Namun aku tidak mau jadi manusia yang serakah. Karena jika dia tidak menjadi takdirku, maka sudah, aku tak ingin membangkang perintah dari-Nya. Akan ku akhiri semuanya dan mengembalikan segala sesuatunya seperti sedia kala.
Saat ku tersadar dari tidurku yang singkat, suara seseorang membuyarkan lamunan indahku.
"Mbak Dara?"
***
(hm.. enaknya bersambung nggak ya ceritanya?) 😆
Ditulis Oleh: Dymar Mahafa
#OneDayOnePostBatch2
~ Tantangan Bang Ian ~
Backsound : Michael Jackson - One Day In Your Life
Lanjuut
BalasHapusyuk, mari kita lanjut kakak.. terimakasih sudah mau mampir kemari mbak Wid. Dirimu adalah pembaca paling REAL 😆😄
BalasHapus