Tanda Tangan Lee Min Ho?

Pada suatu sore, aku berbincang santai dengan murid-muridku usai menjalankan pendampingan belajar Bahasa Inggris. Sore itu ditemani hujan gerimis, tiba-tiba si cantik yang kini duduk di kelas 6 menyeletuk. Ia mengajukan pertanyaan padaku. Air mukanya serius. Namun kesan polosnya tetap mendominasi.

"Miss?" ucap Irga mengawali.

"Hm?" tanggapku.

"Miss Ulfa pengen ke luar negri ndak, Miss?"

"Pengen." jawabku setelah sedetik berpikir.

"Pengen kemana, Miss?"

"Eng.. kemana, ya?" aku sejenak berpikir. "Miss Ulfa pengen ke Prancis, Inggris, Jepang–"

"Nggak pengen ke Korea, Miss?" tanyanya tiba-tiba antusias, menyela penjelasanku.

"Pengen dong." jawabku seraya mengerling padanya.

"Oh, kalau gitu aku minta tolong boleh ya, Miss. Nanti aku nitip kertas sama bolpoin, buat minta'in tanda tangannya Lee Min Ho. Ya, Miss, ya?"

Sontak tawaku pecah. Aku terpingkal seketika. Tak menyangka akan mendapat respon yang sebegitu mengejutkan dari seorang anak yang sebentar lagi akan menghadapi ujian masuk Sekolah Menengah Pertama.

"Kamu ini ada-ada aja. Masa' iya gitu Miss Ulfa ketemu Lee Min Ho di sana. Ketemu artis itu nggak gampang, Cah Ayu. Apalagi artis sekelas Lee Min Ho." nasihatku padanya dengan gelak tawa yang masih tersisa.

"Kan bisa aja Miss nanti ketemu pas Miss Ulfa ke sana. Ah, ayolah Miss. Aku tuh nge-fans banget sama Lee Min Ho." celoteh Irga seraya memasang wajah memelas. Ia merengek manja seraya mengguncang-guncang lengan kananku.

"Sini deh, Miss Ulfa kasih bocoran. Kamu kalo pengen tanda tangannya Lee Min Ho, nggak perlu jauh-jauh ke Korea. Di Kediri juga ada."

Irga menyimak saranku dalam diam. Sesekali dahinya mengernyit. Penasaran. Namun tak ada tanggapan apapun dari mulut mungilnya.

"Kamu tahu supermarket deket rel kereta api, nggak? Iya, Hypermart-Matahari itu lho. Udah pernah ke sana, belum?"

Ia mengangguk.

"Nah, Lee Min Ho ada di situ. Dia berdiri di depan Hypermart tiap hari. Kamu bisa temui dia tiap hari di situ." kataku serius, namun dalam hati aku tertawa jahil.

Irga mengernyit. Nampak sekali bahwa ia tengah berpikir keras. Mencerna penjelasanku yang cukup rumit berdesakan dalam kepalanya yang kecil.

Namun, mendadak ia tersadar akan sesuatu.

"Oh, yang itu! Fotonya Lee Min Ho yang lagi minum luak white coffee, kan Miss?" celetuknya dalam balutan wajah polosnya yang menggemaskan. Yang dimaksud adalah sebuah baliho besar yang menampilkan potret diri artis Korea tersebut.

Dalam hati aku kembali terpingkal. Aku berdeham sebelum menanggapi. Namun sebelum aku buka suara, ia sudah menyela.

"Iya, Miss. Ada itu tanda tangannya Lee Min Ho di pojok bawah fotonya. Ah, tapi itu palsu, nggak asli."

"Maksud kamu?"

"Aku pengennya tanda tangan yang asli dari tangannya Lee Min Ho langsung, Miss."

Ya, ampun. Ini anak menggemaskan sekali.

"Cari di google juga ada, lho. Ketik aja tan-da-ta-ngan-Lee-Min-Ho, gitu." kataku mengeja setiap suku kata. "Pasti muncul tuh di sana, banyak malah. Tinggal kamu print aja." saranku kemudian.

"Hmm," gumamnya mengiyakan seraya mengangguk-angguk setuju.

Hening.

Irga terdiam sejenak. Kemudian pertanyaannya berubah haluan.

"Miss,"

"Hm?"

"Miss Ulfa kenapa kok nggak nikah, Miss? Nggak pengen nikah gitu, Miss?"

Bahasa 'nggak' diatas maksudnya 'belum'. Seringkali anak-anak masih kurang mampu memilah diksi yang tepat dalam mengungkapkan suatu maksud. Di kamus mereka, satu kata bisa mewakili banyak pengertian. Dan satu kata tertentu bisa mewakili banyak makna tersirat yang hanya bisa dimengerti oleh orang dewasa yang peka akan maksud mereka.

Omegot! Ampun deh sama anak-anak. Harus ekstra sabar menghadapi serta menanggapi secara cerdas ke-kepo-an mereka tentang dunia, yang seringkali di luar jangkauan servis area. Haha!

Bagaimanapun, se-absurd apapun pertanyaan mereka, sebagai orang dewasa kita wajib menanggapinya dengan bijak. Beri mereka pengertian yang baik, dengan bahasa yang mudah mereka mengerti. Hindari pemberian kalimat yang menimbulkan ambigu. Karena jika mereka bertanya, itu artinya mereka murni tidak tahu, lebih tepatnya belum tahu.

Arahkan rasa penasaran mereka ke arah pengetahuan yang positif. Sehingga sikap dan perilaku mereka juga mengarah ke adab yang baik.

Well, then. Here we go. 

Ku jawab pertanyaannya yang terakhir dengan penuh pengertian.

***
(selesai)

Tulisan Oleh: Dymar Mahafa
#OneDayOnePostBatch2
#TantanganMaret2017

Komentar

  1. Wkwkwk ngeri yahh pertanyaan terakhirnya

    BalasHapus
  2. Balasan
    1. Jawabannya setelah jeda iklan yg mau lewat ya, Mbak... ^_^ Stay tune.

      Hapus
  3. Pertanyaan terakhir, jawabannya kagak ada di buku..hhahah

    BalasHapus
  4. Hahah mbak Irga lucu abis,tpi kok ak nggak liat pas waktu itu ya?

    BalasHapus
  5. harusnya Irga ini diberi reward atas pertanyaan cerdasnya 😘

    BalasHapus
  6. harusnya Irga ini diberi reward atas pertanyaan cerdasnya 😘

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

What Do You Think About English Subject At School?

Kanvas Kata Kita: Dari Dymar, Oleh Dymar, Untuk Hiday Nur

Lara dan Alam Lain