You are REAL - 11

Sexy.

Satu diksi paling tepat yang akhirnya ku pilih untuk menggambarkan dia saat itu. Siapa lagi?

Real.

Dengan balutan seragam pengawas ujian yang baru. Kombinasi hitam dominan dan biru air. Dengan setelan bawahan warna senada, hitam pekat. Dan coba lihat itu. Lengan baju yang panjang ia lipat sampai siku. Begitu pas, serasi menampakkan lengan-lengannya yang proporsional itu. Sungguh satu lukisan indah hasil karya Sang Pemilik Semesta. Pemandangan yang hampir setiap hari aku lihat pada penampilannya. Namun, kali ini berbeda. Dari semua warna yang pernah ia kenakan, kurasa ia terlihat sangat modis jika mengenakan baju serba hitam. Tingkat ketampanannya serasa meningkat pesat.

Aku tersipu. Hati ini tiba-tiba kesemutan. Getar-getar aneh seketika menjalar bagai aliran arus listrik. Laki-laki itu sungguh punya daya pikat yang luar biasa. Setrum pesonanya begitu kuat, nyaris mematikan.

Untuk kesekian kalinya, aku kembali terlena. Aku telah terkena jeratnya. Cupid sialan! Beraninya kau menancapkan panah busukmu itu tepat mengenai jantungku. Awas saja kalau ketangkap nanti, tak akan ku biarkan kau mengulangi perbuatanmu.

Real.

Segala hal tentangnya, entah kenapa aku selalu ingin tahu. Hal kecil seperti hari ulang tahunnya, golongan darahnya, makanan yang ia suka, nomor ponselnya, akun sosial medianya, atau lagu-lagu kesukaannya yang selalu ia dengarkan melalui earphone ponsel pintarnya itu. Semua detail itu, aku ingin tahu. Sangat. Bahkan tipe ideal wanita idamannya sekalipun, aku juga ingin mengetahuinya.

Rial Trisnoto. Lahir di bulan Oktober, tahun seribu sembilan ratus sembilan puluh dua. Masih muda, ya? Kami seumuran. Hanya saja dia sebulan lebih muda dariku. Nomor ponselnya sudah ku simpan, berikut akun sosmednya sudah berhasil aku kulik. Kalian ingin tahu dari mana aku mendapatkannya? Aku mendapatkannya secara kebetulan. Lagi-lagi diksi itu kembali muncul. Kebetulan aku mendapatkan nomor ponselnya. Melalui satu kebetulan yang lain. Kapan-kapan akan aku kisahkan bagian itu. Tidak sekarang. Tahu, kan, kenapa? Karena aku sedang tidak berminat membahasnya saat ini.

Tentang nomor ponselnya, apa kalian pikir aku bertanya langsung padanya? Maaf saja, aku tak segila itu. Aku masih mempertahankan harga diriku sebagai wanita, yang tak akan pernah memulai duluan.

Ngomong-ngomong soal kebetulan. Hidupku memang penuh dengan diksi itu akhir-akhir ini. Rangkaian kebetulan saling menyambung menjadi satu. Begitulah hidup yang tengah aku jalani. Hidup yang penuh dengan keberuntungan. Walau harus aku tanggung beban berat setelahnya. Yah, memang begitulah hakikat hidup. Kau tidak selalu berada di atas, pun juga selalu rendah di bawah. Kau berada di tengah-tengah. Menyeimbangkan keduanya. Baik dan buruknya kehidupan, tergantung dari bagaimana caramu memandang, menilai, serta dari caramu memperlakukan sesama.

Dia punya akun BBM, namun aku tak berniat untuk menanyakannya. Aku tak terlalu suka bersosial media. Akun sosmed yang aku punya hanya facebook saja. Itupun sangat jarang aku gunakan. Aku sudah bukan ABG labil lagi, yang setiap detik mengunggah apapun yang ku lakukan ke khalayak publik. Sudah bukan masanya lagi. Sekarang aku adalah seorang tenaga pendidik, yang mau tidak mau harus menjaga etiket baik guna menjadi panutan, teladan yang baik bagi anak-anak didikku yang terkasih.

Hm.. sampai mana tadi aku membicarakan tentangnya? Oh, ya.

Sexy.

Seragam itu memberinya kesan demikian. Begitu pas di raganya. Sangat cocok dengannya. Terlihat begitu maskulin, laki banget, di mataku. Ah, mataku. Jaga pandanganmu. Aku jadi merasa berdosa karena telah menggambarkannya dengan agak berlebihan begini. Namun tak perlu risau. Aku bukan seorang yang vulgar. Dan aku paling benci pada segala hal yang berbau diksi itu.

Masih banyak yang belum aku ketahui tentangnya. Sosok Real akan selama misterius bagiku. Tak mudah terbaca, namun sekaligus tak sulit juga untuk bisa ku mengerti. Susah-susah, gampang. Mungkin begitu istilahnya.

Terkadang dia terlihat begitu dingin. Di lain hari, dia bisa tertawa lepas dan tersenyum menyapa semua orang. Termasuk menyapaku. Kadang aku bisa membaca raut wajahnya yang lelah. Matanya yang tajam dengan kesan tegas, terkadang menunjukkan senyum palsu yang dipaksakan.

Real.

Mungkin benar jika aku hanya penasaran pada segala yang ada pada dirinya. Ya, hanya sekedar ingin tahu, tanpa bermaksud apa-apa. Mungkin aku akan berniat mengenalnya lebih jauh jika amanah tak mencegahku. Amanah dari ayahku. Satu amanah yang ku percayai hingga saat ini. Amanah klenik orang Jawa kuno. Yang mungkin terdengar tak masuk akal di benak kalian. Yang mungkin saja kalian nantinya akan menyebutku dengan istilah yang tak ingin ku dengar. Sudahlah, tak perlu ku perjelas.

Amanah bagi kami, orang Jawa, merupakan sebuah tanda bakti. Betapapun muskilnya, akan tetap aku jaga dan laksanakan dengan penuh bakti dan rasa tanggung jawab. Kalian kenal dengan yang namanya karma, kan? Akrab sekali malah. Itu yang akan menimpa siapapun dari kami, yang tidak patuh pada petuah orang tua. Pitutur Jawa, begitu adat kami menyebutnya.

Kepercayaan orang-orang kami di Jawa, memang terlihat rumit dan penuh dengan hal-hal muskil, klenik, mistis serta semacamnya. Namun sejatinya dibalik semua itu, tersembunyi makna yang dalam serta petuah leluhur yang harus dijaga serta dilestarikan. Semacam budaya yang sudah mengakar. Bahkan, skenario terburuk yang bisa terjadi adalah ajal. Satu nyawa orang-orang terkasih dari keluarga akan dipertaruhkan, jika generasi mudanya tidak patuh pada pitutur leluhurnya.

Mengerikan? Sudah pasti.
Masih ingin membantah? Silahkan.

Darah muda memang menyukai tantangan mewarnai hidupnya. Tapi jangan harap bisa hidup tenang setelahnya. Ada harga yang harus dibayar jika sampai berani melanggar pitutur itu. Menyesal, jangan sampai kata itu yang terucap pada akhirnya.

Amanah ayah kala itu, berhubungan erat dengan jodoh. Dalam artian jodoh versi kami, orang Jawa.

Amanah itu adalah...

***

Author : Dymar Mahafa

#OneDayOnePostBatch2

Komentar

  1. Real...nunggu sambungannya. Berharap ini jadi nyata...

    Blognya cantik

    BalasHapus
    Balasan
    1. makasi kakak.. 😃 Siap-siap dapet kejutan dari Real.. 😉

      iya mbak Wid, selamat menikmati template baru.. biar tambah seger ke mata pembaca 😊
      Memanjakan pembaca sesekali perlu juga.. 😉😄

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Lara dan Alam Lain

What Do You Think About English Subject At School?

Dia Dan Alegori