You are REAL - 14
Getar aneh menyebalkan. Deret kebetulan yang mendebarkan. Semua itu terjadi begitu nyata di depan kedua mataku. Entah kenapa aku tak bisa berhenti merekamnya. Tapi yang pasti aku masih belum bisa meyakininya. Meyakini kebetulan ini. Yah, kita sebut saja seperti itu. Aku kurang suka dengan istilah 'takdir'. Lebih tepatnya, belum. Aku belum berniat untuk membubuhkan diksi itu ke dalam kisah kusut ini. Real. Sosok yang begitu memikat, sekaligus juga membingungkan. Terkadang tak bisa ku mengerti jalan pikirannya. Meski begitu, entah kenapa aku berusaha keras untuk memahami setiap detail perilaku angkuhnya itu. Real. Dia baik, ramah dan menyenangkan. Pandai bergaul, cerdas serta punya rupa yang sempurna. Tampan. Tinggi badannya nyaris sama denganku. Hanya saja terkadang aku merasa bahwa dia seinchi lebih pendek dariku. Apalagi jika aku mengenakan pantofel hak enam senti. Terlihat jelas bahwa aku yang lebih tinggi. Samar-samar ku ingat bulan apa waktu itu. Sekitar bulan Okt...