Serpih Abu Simfoni

Penat
Melihat jajar lembaran pohon dalam almari renta
Penuh sesak serupa kerupuk dalam tabung kaca
Berjejal, desak, tumpang tindih, rapuh, menua

Penat
Melihat baris aksara manusia dalam dunia maya media massa
Penuh sesak serupa onggokan sampah minta dibakar, binasa
Kotor, menumpuk, busuk

Lelah
Memaksa tubuh menegakkan benang basah
Tunduk pada perintah, kehendak penguasa

Bosan
Mendengar satirnya tutur kata para penggila hormat serta kedudukan
Muak
Dengan semua laku angkuh orang berada
Semena-mena meludahi papa

Panggilan jiwa
Entah kemana semedinya
Entah mengapa bungkam seribu bahasa
Kehendak hati yang seringkali berselisih dengan ego manusia
Nurani mengumpati para bedebah
Bersikukuh bertahan di tengah asa tak berjeda
Akankah berakhir sia-sia?

Penat, lelah, bosan
Maksud jiwa bebas berkelana
Menyusuri rimba kehidupan
Tertawa lepas hingga kebas
Merobek segala dikte hitam di atas putih
Bebas, lepas ikat jerat pukat

Berjalan menapaki garis haluan

Indah bunga taman kota
Berkalung asa, beralas kaki suka cita
Menepis bias karma
Membunuh gamang sesak dalam dada
Menebas sulur penjerat hak asasi manusia
Melukis masa depan pada tiap senti kanvas putih
Menata citra diri dalam jebak ironi
Mengurai serpih misteri dalam abu simfoni



Kediri, 09 Maret 2018. 11:02
Oleh: Dymar Mahafa

Komentar

  1. Balasan
    1. Makasi mbak Kifa.. 😊
      Terima kasih kunjungannya.. 😃

      Hapus
    2. Masih perlu belajar banyak dan revisi sana sini... 🙂

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Lara dan Alam Lain

What Do You Think About English Subject At School?

Dia Dan Alegori