Risalah Dini

Apa kabar
Lirihku pada dini
Apa yang kau nanti?
Fajar, lirih dini
Baiklah biar ku temani

Ku lihat embun menghampiri kami
Tangan kami berjabat, saling menempelkan pipi kanan dan kiri
Sejuk, lembut, murah hati
Bagaimana perjalananmu kemari
Tanyaku pada embun
Fajar mengantarku, ujarnya berseri-seri
Lalu di mana dia, tak nampak batang hidungnya
Fajar segera datang, tunggulah sebentar lagi

Ku nikmati kicau cici sembari menanti
Tidakkah kalian lelah berkicau
Sapaku pada sekawanan cici padi
Namun mereka tak peduli
Barangkali mereka lelah menanggapi
Aku mengganggu konsentrasi
Baiklah, mungkin lain kali

Apa kabar
Lirihku pada mimpi
Bagaimana perjalananmu selama ini
Tanyaku pada ikhtiar di balik kemudi
Kakiku tersandung batu kali
Namun aku bangkit kembali
Syukurlah, kataku iri

Apa kabar
Jiwa pengembara bumi
Tidakkah kalian lelah bersembunyi
Serupa jarum dalam jerami
Sudahlah, petak umpet segeralah diakhiri

Tiba-tiba fajar menyodoriku buah tangan
Dibungkus rapi dalam kotak merah menyala, elegan
Kedua sudut bibirku merekah
Di dalamnya berisi setumpuk kabar gembira
Sungguh tak terduga


Kediri, 10 Maret 2018. 08:10
Oleh: Dymar Mahafa

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Lara dan Alam Lain

What Do You Think About English Subject At School?

Dia Dan Alegori