A.A.D.C #11
Ada Apa Dengan si Cyber-a-holic?
#11
Bunyi bip yang terus berulang menggema di tiap
sudut ruangan bercat biru terang itu. Sera terduduk sambil memegang smartphone
di kedua telapak tangannya. Ia menangis dalam diam.
Jari jemarinya terus menari di atas keyboard
touchscreen di layar smartphone miliknya. Ia terus mengetikkan sesuatu di sana.
Tak lama suara bip itu berhenti. Ia melempar pelan ponselnya ke sembarang
tempat.
Ponsel itu masih menyala. Layar ponsel yang
menyala itu memperlihatkan sebuah beranda akun facebook miliknya. Sera
mengunggah status baru.
SERA W. :
Be careful who you trust and tell
your problems to. Not everyone who smiles at you is your friend. As for me, I'd
rather be alone than surrounded by people who only pretend to care.
Ia kembali menangis dalam diam. Membenamkan
wajahnya dalam bantal yang nyaman. Namun hatinya sama sekali tidak nyaman. Ia
sama sekali tidak peduli dengan hukuman yang akan Pak Mul berikan padanya
besok. Yang ia tangisi sekarang adalah karena ia merasa kesepian. Hatinya
terasa dingin dan kosong. Ia sudah kehilangan orang-orang yang bisa
dijadikannya sandaran.
Pertama Ardi, lalu Ferdi, disusul sahabatnya
sediri, Siska. Ia anggap pengakuan Siska tentang semua hal buruk yang ia buat
kemarin adalah tanda berakhirnya persahabatan mereka. Sekarang kakaknya pun
tidak ada di sampingnya.
Satu-satunya orang yang peduli padanya saat ini
hanyalah Rasti, kakaknya. Tapi Rasti sudah kembali ke luar kota untuk
melanjutkan kembali kegiatan perkuliahannya. Orang tua mereka? Sudahlah, Sera
sedang tidak ingin membahas orangtuanya. Ia sudah terlalu muak dengan mereka.
Terdengar jelas suara ayahnya membentak dari
ruang keluarga. Disusul suara ibunya yang tidak mau kalah mendebat perkataan
ayahnya. Setiap hari setidaknya Sera kerap mendengar mereka adu mulut tanpa
sebab yang jelas. Bahkan mereka tidak menganggap Sera ada di rumah itu. Bagi
mereka bertengkar dan saling menyalahkan itu lebih penting daripada peduli
dengan anaknya sendiri.
Sera sudah muak.
Rasanya ia ingin lari saja dan kabur dari
neraka ini. Neraka yang sudah lama menyelimuti keluarganya. Tapi ia bisa apa?
Tidak ada tempat yang bisa ia tuju. Rumah Siska? Itu mustahil. Tempat kos kakaknya?
Terlalu jauh. Dan lagi tidak ada satupun saudara yang tinggal dekat dengan
rumahnya. Tetangganya? Ia tidak berani. Semua tetangganya sudah tahu tabiat
buruk orangtuanya yang setiap hari bertengkar.
Pertengkaran rumah tangga itu serasa sudah
menjadi menu kesehariannya. Rasanya tak perlu makan pun, Sera sudah merasa
kenyang. Kenyang dengan pertengkaran rumah tangga orangtuanya. Sedari siang
tadi ia belum makan. Ia sama sekali tidak lapar. Lebih tepatnya, tidak selera.
Sepulangnya dari sekolah, Sera segera masuk ke
kamarnya. Ia mengunci rapat pintu kamarnya. Kemudian menghempaskan tubuhnya di
atas tempat tidurnya yang nyaman. Tapi ia sama sekali tidak bisa berbaring
dengan nyaman. Pikirannya sedang kacau. Masalah menghantamnya bertubi-tubi.
Membuatnya frustasi.
Jika Siska masih ada, dulu Sera sering curhat
semua masalahnya pada Siska. Tapi sekarang siapa yang bisa ia percaya? Saat ini
yang tersisa hanyalah sosial medianya. Satu-satunya tempat yang bisa ia tuju
untuk lari dari semua masalah ini. Satu-satunya tempat yang dengan senang hati
terbuka untuk menampung semua keluh kesahnya. Tempatnya bebas mencurahkan apa
saja. Tempat yang setidaknya bisa sedikit menghiburnya. Meskipun tempat itu
tidak nyata. Tempat yang entah sejak kapan mulai menjadi dunia baru bagi Sera.
Dunia Cyber.
Terdengar bunyi 'pop' satu kali pada smartphone
Sera. Bunyi itu mengindikasikan ada satu notifikasi di facebook-nya yang saat ini tengah aktif. Ia membukanya dengan
malas. Matanya sembab sehabis menangis. Mengaburkan pandangannya saat ia
membaca nama akun yang saat ini mengomentari statusnya.
LA Badboy.
Begitu nama akun yang tertera di sana.
LA Badboy :
Sera W.? Sera Widayogi kah ini?
Kepalanya serasa diguyur air dingin. Komentar
barusan sukses membuat matanya terbuka lebar. Ia kaget sekaligus heran. Kenapa
orang ini bisa tahu nama lengkapnya? Dan jelas sekali nama akun ini tidak ada
dalam daftar pertemanannya di facebook. Sera seketika terduduk. Ia dengan cepat
mengetik balasan.
[ akhir dari part #11 ]
~Ada Apa Dengan si
Cyber-a-holic?~
Oleh: Dymar Mahafa
masih ada lanjutannya nggak mb?
BalasHapusmasih ada lanjutannya nggak mb?
BalasHapusAda mbak Lis :)
HapusJadikan sabar dan shalat sebagai penolongmu.. sera bersabarlah saat semua orang menjauh...
BalasHapusMasih ada Allah... :)
Siap mbak Ainaya.. :)
Hapus