A.A.D.C #09
Ada Apa Dengan si Cyber-a-holic?
#9
Kejadian
sebelumnya...
"Ra,
minta satu SMS dong. Buat minta jemput mbak aku. Pulsaku lagi kosong nih."
pinta Siska.
Mereka berdua
sedang berada di aula sekolah. Sera dan yang lainnya sedang sibuk menata
dekorasi yang akan mereka pergunakan nanti. Ujian Nasional SMP sudah berakhir.
Tiga hari lagi akan ada pentas seni untuk merayakan kelulusan siswa siswi kelas
tiga. Jadi ini acara mereka. Dan tiap kelas diminta untuk membuat stand di
masing-masing kelas. Hari ini kelas Sera dan Siska sepakat untuk mulai mendekor
stand mereka bersama-sama usai pulang sekolah nanti.
"Oke,
ambil aja. HP ku di dalem tas bagian depan." jawab Sera yang sedang sibuk
mengangkut kardus-kardus berisi hiasan dan kertas karton warna-warni.
"Makasih
Ra!" seru Siska seraya berlari kembali ke kelas.
Dalam hati ia
bersorak riang. Tidak disangka rencananya akan semulus ini. Ia mengetik sebuah
pesan singkat segera setelah mengambil ponsel Sera dari dalam tas.
Pesan itu
berisi :
-----------------------------
"Bisa
temui aku di pelataran parkir perpus kota siang ini? Sekitar jam 1. Aku tunggu
kamu di sana. Thanks."
-----------------------------
Siska
mencari-cari nomor penerima pesan sebelum kemudian menekan tombol 'send'. Tidak
butuh waktu lama, pesan singkat itu telah sukses terkirim. Terlihat laporan
pengiriman pada layar yang menampilkan nama penerima dan waktu pengiriman
pesan.
Leonardi, nama
itulah yang tertulis di sana.
Siska sengaja
merencanakan semua ini. Untuk apa lagi kalau bukan menjebak Sera. Ia sudah
mengaku pada Sera jika ia sangat menyukai Ardi. Dan ia berhasil membujuk Sera
agar membantunya mendekati Ardi. Sera bersedia membantunya. Padahal ia sendiri
tahu bahwa Sera juga menyukai Ardi.
Meskipun Sera
tidak pernah cerita padanya tentang itu. Namun, terlihat jelas di mata Siska
kalau Sera juga suka dengan Ardi. Pandangan mata Sera saat ngobrol dengan Ardi,
bahasa tubuhnya, senyumnya, semuanya jelas menunjukkan satu hal. Sera menyukai
Ardi. Bukan suka sebagai teman. Tapi lebih dari itu.
Dan begitu
juga dengan Ardi. Di mata Siska jelas sekali bahwa Ardi hanya memandang ke arah
Sera. Karena saat Siska mengajaknya bicara, Ardi tidak terlalu menanggapi
panjang lebar. Ardi hanya menjawab sekedarnya saja.
Lain halnya
jika Ardi berbincang dengan Sera. Ia terlihat sangat antusias. Mereka terlihat
nyambung satu sama lain. Hal itu yang membuat Siska tidak suka. Ia tidak
menyukai kedekatan keduanya, Sera dan Ardi.
Ia kesal
setiap kali mereka berdua semakin akrab dan dekat satu sama lain. Membuatnya
ingin menarik Ardi jauh-jauh dari Sera.
Ya, Siska
sudah terbakar rasa cemburu.
Rasa cemburu
yang amat sangat. Rasa cemburu yang kian menggelapkan mata batinnya. Dan itulah
yang memicunya untuk melakukan rencana busuknya siang ini. Siska tahu bahwa
sahabatnya itu orang yang baik. Bahkan terlalu baik. Sera rela berkorban demi
sahabatnya. Sera rela mengorbankan perasaannya sendiri demi dirinya. Jelas
sekali Siska menyadari hal itu. Dan sikap Sera yang seperti itulah yang
membuatnya muak. Ia benci sikap Sera yang baik. Selama ini Siska terus berusaha
memancing kemarahan Sera dengan berbagai rencana busuknya. Ia ingin agar Sera
melawan balik padanya. Namun tidak ada yang berhasil. Sera tidak menyadari jika
hal itu adalah perbuatan Siska. Itulah kenapa Siska menjadi semakin benci pada
sikap Sera yang terlalu baik. Dan karena sikap itu jugalah yang membuat Ardi
menjadi semakin dekat dengan Sera, tanpa Sera sadari.
Padahal Siska
yang pertama tahu segala hal tentang Ardi. Padahal Siskalah yang pertama kenal
dengan Ardi. Dan Siska juga yang pertama mengagumi Ardi. Bisa-bisanya bukan ia
yang pertama mengambil hati Ardi. Bisa-bisanya Sera yang berhasil mencuri hati
pujaan hatinya itu. Sera yang cuek, naif dan sama sekali tidak peka itu
berhasil mengambil hati Ardi hanya karena pertemuan konyol mereka di
perputakaan kota.
Sekarang Sera
sudah menjadi orang yang paling munafik di matanya. Siska tahu dulu Sera jelas
sekali berkata bahwa ia tidak menyukai Ardi. Sera hanya menganggap Ardi sebagai
teman satu hobi.
Tapi nyatanya
apa?
Sekarang Sera
membohongi dirinya sendiri dan berkata bahwa ia bersedia membantunya untuk
mendapatkan Ardi. Padahal jelas sekali terlihat kalau Sera masih menyukai Ardi.
Dasar gadis munafik, batinnya geram.
Ini semua
salahnya sendiri. Siska perlahan menyadari hal itu. Kenapa Ardi pergi ke
perpustakaan kota hari itu? Kenapa ia tidak ikut saja hari itu saat Sera ingin
pergi ke perpustakaan kota? Kenapa ia malah menolak tawaran Sera dan pergi ke
tempat les? Dan kenapa ia ada jadwal les hari itu? Kenapa ia tidak bolos saja
hari itu? Begitu seterusnya Siska terus menyesali semuanya. Kata tanya 'kenapa'
terus menggema di benaknya.
Hari dimana ia
bisa bertemu Ardi, telah ia sia-siakan begitu saja. Dan ia sadar waktu tidak
mungkin bisa diputar kembali. Tapi semuanya belum terlambat. Ia masih bisa
meraih kembali hati Ardi. Ia sangat yakin ia bisa mencurinya kembali dari Sera.
Dan
sekaranglah saatnya.
Saat dimana ia
bisa menunjukkan bahwa sikap baik Sera hanyalah bualan. Sera Widayogi hanyalah
sampah. Sampah yang tidak pantas bersanding dengan pujaan hatinya, Ardi.
Ponsel di
tangan Siska bergetar. Satu pesan masuk diterima. Dan ia tahu betul siapa
pengirimnya. Tertulis dua huruf dengan tanda titik saat Siska membuka SMS
balasan dari Ardi. Balasan singkat di layar itu tertulis "OK." dan diakhiri
dengan emoticon smiles.
Siska merasa
geram hanya karena emo smiles itu.
Namun sesaat kemudian ia tersenyum. Senyum licik penuh kemenangan saat
membayangkan rencana busuknya akan berhasil siang ini.
Tapi
pertama-tama ia harus menghilangkan bukti terlebih dulu. Siska menghapus jejak
pesan yang ia kirimkan maupun balasan pesan dari Ardi. Kemudian, ia menekan
tombol off yang ada di body samping ponsel milik Sera. Tidak
lama kemudian layar ponsel itu berubah hitam.
Siska
memasukkan ponsel itu ke dalam tasnya. Lalu bergegas pergi ke tempat yang sudah
disepakati. Perpustakaan kota. Tempat dimana Sera dan Ardi pertama kali
bertemu. Dan di tempat yang sama pula mereka seharusnya dipisahkan.
[ Akhir dari
part #9 ]
~Ada Apa Dengan si
Cyber-a-holic?~
Oleh: Dymar Mahafa
Semakin liar kyknya Siska
BalasHapusOwn begitu ya
BalasHapus