Mungkin Ini (Bukan) Surealis

Terjadi lagi dalam sepekan. Tangan lentik, kuku jemari yang sedikit krowak di ujungnya, memeluk sebilah kayu ramping berujung legam. Ujung mata legam menciptakan gores-gores tak teratur di atas perkamen putih, perlahan membulatkan bola mataku.

Mengusap helai-helai rambut sebahu yang ujungnya dibuat ikal ke dalam. Entah model rambut apa, barangkali itu hanyalah hasil dari muatan imaji dalam kepalanya yang tak pernah mampu kujelaskan secara lugas. Ujung legam itu disapu-sapukan hingga nyaris tumpul, tetapi tak kunjung urung niat tangan lentiknya. Tanpa henti bergerak, bergeser, menggosok serpih legam itu dengan ujung jari, berulang sesuai kehendak lamunan.

Ketukan pintu disusul sebaris kalimat perintah dari luar nyaris tak punya kuasa untuk menyela. Suara wanita yang mengingatkannya tentang nasi, sambal terong, tempe bacem dan segelas limun terdengar bagai kafilah yang berlalu begitu saja. Bahkan tak yakin apakah telinganya telah menangkap informasi itu atau tidak. Persetan. Mulutnya memendam bahasa. Walau suara dari luar berseru lebih lantang, ia memilih bahasa lembu sebagai jawaban. Tak jelas apakah erangan malas itu mewakili kata setuju atau justru menolak.

Waktu terasa seperti menelan air putih sekali tenggak. Membuat tangannya tersedak, tergelincir hingga sebilah kayu ramping sewarna levis terpelanting cukup jauh.

Menggelinding, lalu 'krak!'.

Pemilik jemari lentik mengeluh. Kupikir ia perlu menajamkan ujung legam itu sekali lagi. Barangkali sudah kali ketujuh hari ini, atau kedelapan? Aku tak pandai perihal hitungan. Dibiarkannya separuh diriku terbaring di atas permukaan kasar; lembar perkamen. Bersiap untuk kemungkinan terburuk. Pasrah jika pada akhirnya harus berakhir seperti gores-gores tak utuh buntalan perkamen sketsa di bawah sana. Mendiami tempat sampah.

***

Kediri, 16 Februari 2019
Dymar Mahafa

Komentar

  1. diksinya bagus, Mbak.. sy masih mikir ini tentang apa ya? :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Maafkan ya mas Dwi, tulisanku membingungkan dan gaje.😂
      Ini lagi belajar nulis genre surealis mas..

      Hapus
    2. Sure = yakin alis= ya alis. Jadi surealis : alis yang meyakinkan

      Hapus
    3. 😂 nggak gitu juga kali, Bang...

      Hapus
  2. mungkin ini masih bersambung.. mungkin aku di situ adalah si lukisan??

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nah betul mbak Sas..😃 'aku' sebuah lukisan sketsa.
      Waw...keren nih bisa langsung nebak

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

What Do You Think About English Subject At School?

Kanvas Kata Kita: Dari Dymar, Oleh Dymar, Untuk Hiday Nur

Lara dan Alam Lain