Jalan Ahmad Yani

Lamun duduk menyisih dari hiruk pikuk
Jalanan kota, kaki lampu jalan Ahmad Yani perlahan redup

Hilir mudik desau kerumunan para pemimpi
Yang merambat laksana X-ray
Menembus bibir-bibir jalan yang kian pudar
Tumpah ditelan kelambu pekat kemerahan
Seperti warna air teh pada seduhan terakhir
  
Sorot cahaya neon melubangi sisi jalan  
Biasnya mengeja keganjilan
  
Senja itu angin tak kunjung hadir
Ia memilih bercumbu bersama fajar esok hari; membuat malam cemburu 
Tak lagi acuh akan malam berkawan sepi
Tak lagi peduli akan kosong yang menusuk urat nadi


Kediri, 3 Agustus 2019. 06:07 wib.
dymarmahafa

Komentar

Postingan populer dari blog ini

What Do You Think About English Subject At School?

Kanvas Kata Kita: Dari Dymar, Oleh Dymar, Untuk Hiday Nur

Lara dan Alam Lain