Adalah Angsuran Rindu yang Belum Sempat Lunas

Ada yang sibuk membuang waktu
ke tempat sampah. Teronggok itu sepatu
Adalah kaki; bukti tapak tilas
Hingga nantinya tak lagi beralas

Mengais di dalamnya bangkai canda
dan tawa. Hingga lupa duduk berdua
di beranda. Tertangkap bola mata
"Kita dulu pernah bahagia..."
simpan tanya. Engkau terbata,
"Dulu kapan, ya?"

Orang-orang dengan hobi baru:
membuang kesempatan
Hilang ingatan
untuk bercakap, bertukar bahasa, bertemu
dengan istri, suami, anak-cucu;
tetangga sebelah, teman sebangku
Bahkan anjing pun tahu
bagaimana menyambut tamu
di ambang pintu

Adalah yang di dalamnya ada
rindu. Namun ragu
lalu ambigu
Menghabiskan waktu dengan
memeluk bayangan
Hingga yang nyata
tak lagi nyata
di depan mata

Hingga surya tak lagi terlihat
oleh mata berbalut kasa. Direkat
tak lagi terbuka
"Neraka! Pintu surga arah mana?"
"Sedang kebakaran di surga.
Mari sini! Tak dikunci, masuk saja."

Arah mana larinya waktu?
setelah sangkakala,
setelah gerhana,
purnama purna
Duka berbahagia,
ketika tawa binasa
Adakah terulang?

"Hidup itu seperti menggambar,
tanpa penghapus," katanya
Itulah sebab kita dilarang
menoleh ke belakang
Pun mesin waktu lelah
Yang telah terjadi adalah risalah

Adalah si pengguna kehidupan
User yang taat kepada password
Ingatan lupa kata sandi
Yang ada akan tiada
Yang tercipta bukan abadi

"Barang sudah dibeli
tak dapat ditukar, pun dikembalikan."
"Buku yang dipinjam,
setelah habis tenggang, mohon kembalikan."
Kita ini pembeli atau peminjam?
Justru kita dijual. Dipinjamkan
kepada semesta
berbatas masa
terbatas usia
Tetapi tukar nasib
tak ada di arsip
Loh Mahfuz

Nyawa yang sudah dimiliki
tak mungkin ditukar tetapi
harus dikembalikan suatu hari
Karena Tuhan tak mau rugi
Tetapi demi masa sesungguhnya
engkau termasuk golongan yang merugi

"Daripada dibuang,
mau reseller barangkali?"


Kediri, 24 Agustus 2019. 07:18

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Lara dan Alam Lain

What Do You Think About English Subject At School?

Dia Dan Alegori