Part 3 (bonus): Obrolan Receh Kelas Nulis Malam Minggu Bareng Daruz

___________________________________
"Cicit cuit burung bernyanyi,
Kok kok petok ayam berkokok,
Siap-siap ketawa ketiwi,
Obrolan receh siap dicangkok."
___________________________________

Biarkan sebait pantun 'receh' di atas mengawali penulisan artikel yang nggak kalah receh pada hari ini. (dan biarkan dirinya bersama yang lain, #apasih)

Halo saudaraku sebangsa setanah air.

Apa kabar nih projek nulisnya?
Semoga masih tetep istiqomah, ya. Amin. 😊 (#apasih)

Nah, sesuai janji sebelumnya, di kesempatan kali ini saya, Dymar Mahafa, selaku notulen dadakan kelas NAC (#cit cuwit ngaku2, padahal bukan), akan membeberkan sederet fakta unik (baca: aib) dari hasil diskusi malam minggu kampus Nulis Aja Community (NAC) tertanggal 27 Oktober 2018, bareng seorang cerpenis kondang: Daruz Armedian.

Langsung aja, yuk.
Ikan tenggiri, marilah kemari...


πŸ“šπŸ“–πŸ“”πŸ”– Fakta unik numero uno delicioso:
"Kak Wqwq"
____________________________________________
Menjawab rasa penasaran kalian nih, tentang kenapa Bang Iyan memanggil Kak Daruz dengan sebutan "Kak Wqwq".

Kira-kira kenapa ya, gaes? Ada yang tahu? (#kriik krik... oke terima kasih jangkrik yang budiman)
____________________________________________

[27/10, 21:27] MS Wijaya:
Kak Daruz kenapa nama profil (whatsapp)-nya wqwq? Apa ngfans dengan Shakira?

[27/10, 21:28] Dymar Mahafa:
🀣 #apasihbang
Tapi aku tadi sempet mbatin juga. Kenapa namanya wqwq ya... πŸ˜‚πŸ˜²

[27/10, 21:29] Hiday Nur:
Iyakah? Aku gak bisa lihat. Terlanjur kusimpan sbg Dedek Daruz Emezh 🀣

[27/10, 21:30] Daruz Armedian:
NjirrrπŸ™ˆ

[27/10, 21:30] Hiday Nur:
Ahahaha
Enggak, Daruz jelek dan alay

[27/10, 21:30] Dymar Mahafa:
πŸ˜…πŸ˜… aku pikir tadi itu temen2 yang baru masuk kelas. Eh taunya... narsum 😱 (narasumber)

[27/10, 21:31] Hiday Nur:
Coba nanti kuhapus dulu dari kontakku ah. Aku penasaran🀣

[27/10, 21:29] Daruz Armedian:
Itu kemarin aku lagi suka sama ketawa online yang pake kata "wqwq".

[27/10, 21:33] Hiday Nur:
Wqwqwq itu kata paling aduhai dalam kamus kehidupan Daruz.

***

________________________________________
Nah, itu dia. Semoga menjawab rasa penasaran kalian semua, ya. πŸ€“

Dan karena tulisan ini memang akan berisi 'recehan' sampai tanda baca terakhir, (Ga boleh ditiru ya, gaes. Lebih baik latihan nulis yang berbobot, berisi dan punya dedikasi) maka saya ucapkan selamat kepada kalian yang menganggap bahwa artikel ini aneh. Itu artinya kalian 100% berakal sehat. Masih waras wal'afiat.

Himbauan dari KemenKesMenPen (Kementrian Kesehatan Mental Penulis):

Dikarenakan banyaknya bahasa yang bukan bersumber dari KBBI dan PUEBI (baca: bahasa Alay) di dalam artikel ini, saya menghimbau kepada semuanya saja untuk segera menutup jendela browser anda sekarang juga, demi keselamatan mental diri anda, keluarga serta orang-orang terdekat.

Terima kasih.
________________________________________


πŸ“šπŸ“–πŸ“”πŸ”– Fakta unik numero dos
gandhos drodos drodos:
"Kak Wqwq udah punya pacar belum?"


[27/10, 21:23] MS Wijaya:
Cerita2 dulu dong tentang aktivitasmu sekarang. Sbg mahasiswa (eh) sbg editor, redaktur, kontributor, lagi nulis apa, lagi pacaran sama siapa? (eh kamu pura2 jomlo gpp malam ini)
(RT)
Ini udah dijawab belum sih mak?? Khususon pertanyaan yg terakhir..

[27/10, 21:24] Dymar Mahafa:
You sure you really want to know, Bang? πŸ€”πŸ€£

[27/10, 21:25] MS Wijaya:
Kan biar gak serius kayak kanebo kering.. intermezzo bahasa kerennya..

[27/10, 21:24] Hiday Nur:
Belum (belum dijawab). Daruz pura2 gak dengar kalo ditanya pacar.

[27/10, 21:35] Daruz Armedian:
Mbak Hiday menghapus malmingkuuu

[27/10, 21:35] Hiday Nur:
Bukannya kamu yg maunya malmingan sama akuuh?

[27/10, 21:35] Hiday Nur: πŸ˜‚πŸ˜‚

[27/10, 21:36] Daruz Armedian:
Dari atas kok aku jarang pake emoji ya. Jadi kesannya serius banget.🀀

[27/10, 21:37] Hiday Nur:
πŸ˜‚πŸ˜‚ kamu biasanya penuh lopelope

***
__________________________________________
Iya deh...
Tapi jawab dulu, udah punya pacar belum nih, Kak Daruz?

~Coba kita bertanya pada rumput yang bergoyang~ dududu dudududu (suara Kak Daruz main gitar)

Atau mungkin mau jawab seperti versinya Sherlock Holmes aja: "Pacar itu apa? Sejenis makanan? Aku nggak makan itu, Watson."

Tiba-tiba Conan Edogawa muncul sambil tereak: "Kebenaran memang hanya ada satu."

Kita pecahkan piringnya sama-sama, eh, misterinya sama-sama.

Dan turunlah satu bisikan wahyu:
"To solve a riddle, you need another riddle."

(Kak Daruz-nya tetep keukeuh ga mau jawab tuh 😏)

Ya sudahlah, bukan acara Rumpi No Secret juga ya, kan...
___________________________________________


πŸ“šπŸ“–πŸ“”πŸ”– Fakta unik numero tres dibujarte es mi hobi:
"Milkamu"

[27/10, 21:15] MS Wijaya:
Kak Daruz, berapa buah milkita agar menjadi segelas susu?

[27/10, 21:16] Dymar Mahafa:
#apasihbang

[27/10, 21:15] Daruz Armedian:
Milkita? Milkamu kali. Aku nggak.

[27/10, 21:16] Hiday Nur:
🀣🀣 kukira bakal kamu itung pake rumus aljabar.

***
________________________________________
"Milelo kali, which is gue ngga." (Anak JakSel version)

Milea jangan rindu. Berat.
"Hah, apa? Aku berat?" (Mau video call lancar? #apasihdym)
_________________________________________


πŸ“šπŸ“–πŸ“”πŸ”– Fakta unik numero cuarto 
La Milano despasito:
"Aku Anak SGM, eh, Filsafat"


[27/10, 20:26] MS Wijaya:
🀣 pertanyaan titipan

[27/10, 20:28] Hiday Nur: 
πŸ™„ ini lho Ruz si minul yang lebay dan suka saltik. Mampus lu sama editorπŸ˜‚

[27/10, 20:28] MS Wijaya:
Hire dong jadi editor aku makk...

[27/10, 20:28] MS Wijaya:
Ya Allah pertanyaan aja titipan. Apalah yg aku punya. Kalau semua ini titipan??

[27/10, 20:28] Daruz Armedian: Maksudnya?πŸ™

[27/10, 20:29] Hiday Nur:
Abaikan dia lebay amat anaknyaπŸ˜‚

[27/10, 20:29] Dymar Mahafa:
Nah kan bang? Kak darus jadi bingung tuh πŸ˜‚

[27/10, 20:30] MS Wijaya:
Ini itu semacam sulih suara πŸ˜‚ in my head.

[27/10, 20:30] ‪Atikah Bakir‬:
Suka baca filsafat yah kak?

[27/10, 20:30] Daruz Armedian:
Iya. Kebetulan kuliahku jurusan Filsafat.

[27/10, 20:31] ‪Atikah Bakir:
Owh pantas😊...
Bahasanya beda.
#nyimak

[27/10, 20:32] Hiday Nur:
Bahasa Daruz emang campuran dari alien Pluto dan Krypton

[27/10, 20:32] Hiday Nur:
Nah lanjut ya pertanyaannya

[27/10, 20:32] Dymar Mahafa:
Lanjut...

***
_____________________________________________
Lanjut nih recehannya?
Udahan deh... Ampun, capek milah. πŸ˜…

Harus cermat dalam memilah mana yang termasuk receh plastik, receh botol, dan receh yang bisa dibakar.

Buanglah 'recehan'mu pada tempatnya ya, gaes.

Karena hujatan netijen itu lebih kejam, dari hujatan emak lu sendiri. (fakta atau mitos?)
_____________________________________________


πŸ“šπŸ“–πŸ“”πŸ”– Fakta unik nomer gangsal injih meniko:
"Siapa itu Luis Borges?"


[27/10, 21:06] Daruz Armedian:
1. Penulis pemula tidak mungkin punya gaya unik, atau yang khas dengan dirinya. Kalaupun ingin seperti itu, kebanyakan berakhir di 'tidak bisa menulis', karena terlalu banyak mikir. Baca sebanyak-banyaknya, nanti akan ada yg khas dari gaya bahasamu. Kata Luis Borges kan, di dunia ini gak ada yang berangkat dari kekosongan.

[27/10, 21:10] Dymar Mahafa:
✨πŸ‘πŸ» mantap

[27/10, 21:10] NAC Nissya:
Keren πŸ‘πŸ»

[27/10, 21:08] ‪N. Gilang‬:
Luis Borges siapanya Luis Mila? 😰

[27/10, 21:11] Hiday Nur:
Kamu banyak dapat jempol, Ruz. Asal jangan tepuk tangan. Kebanyakan tepuk tangan itu gaje, kata Daruz.

[27/10, 21:12] MS Wijaya:
Kalau kebanyakan tepuk tangan dikira burung dara ya πŸ•ŠπŸ•Š

[27/10, 21:12] Hiday Nur:
Ruz, ada becanda2nya gitu dong, serius amat dari tadiπŸ˜‚πŸ€£

[27/10, 21:12] Hiday Nur: πŸ€£πŸ™ˆπŸ™ˆ

[27/10, 21:12] Daruz Armedian:
Ya pertanyaannya serius mbakπŸ˜‚

[27/10, 21:13] Hiday Nur:
Kamu terlihat kayak mahasiswa filsafat malam iniπŸ˜‚

[27/10, 21:13] Daruz Armedian:
Aku masih alay gini😘😘😘😘

[27/10, 21:14] Hiday Nur:
Haduh jangan hujani lope2 di depan umum🀣

[27/10, 21:13] MS Wijaya:
Aku pengen nanya yg becanda" takut di kick sama bunda @⁨Hiday⁩ Nur πŸ™ƒ

[27/10, 21:14] Hiday Nur:
Aku kan gak seserius DarusπŸ˜‚

***
___________________________________________
Jadi, siapa dong Luis Borges itu?
Ayok, yang bisa jawab dengan benar, dapat hadiah dari Ibu Guru...
Hadiahnya apa Bu Guru?
Dapat tepuk tangan... *prok3x

(Ternyata bener kata Kak Daruz, dapet tepuk tangan itu gaje banget)

Ya lumayan, daripada lumanyun?
___________________________________________


πŸ“šπŸ“–πŸ“”πŸ”– Fakta unik nomor enam
tet-tereet:
"Ik Bukan Om-om, ya, Cin..."


[27/10, 22:05] Hiday Nur:
Ini nggak habis2 Ruz. Gak kerasa ngobrol sama kak Daruz, berasa masih lima menit ajah πŸ˜‚

[27/10, 22:05] Hiday Nur:
Ada lagi yang mau tanya?

[27/10, 22:06] Daruz Armedian:
Kayaknya udah mbak🀣🀣🀣🀣

[27/10, 22:06] Hiday Nur:
Daruz masih harus melekan sm alfin malam ini, guys

[27/10, 22:06] Hiday Nur:
Udah ampun2 diaπŸ˜‚

[27/10, 22:06] MS Wijaya:
Ok. Monggo di close πŸ˜‚πŸ˜‚

[27/10, 22:07] Daruz Armedian:
Wqwq.

[27/10, 22:07] ODOP Sakifa:
Biarin, risiko malem Minggu disini lah Mak πŸ˜’

[27/10, 22:07] ODOP Sakifa:
Om daruz

[27/10, 22:07] Hiday Nur:
Itu orangnya yang panggil2 Om

[27/10, 22:09] Daruz Armedian:
Aku masih belum jadi om ommmm

[27/10, 22:09] Hiday Nur: πŸ˜‚πŸ˜‚

[27/10, 22:09] Daruz Armedian:
Semester 5 iniii

[27/10, 22:10] Hiday Nur:
Smt 5 non aktifπŸ˜‚

_____________________________________________
Dengan segala kerendahan hati, Kak Daruz menolak (dengan tegas) dipanggil om-om.

Baiklah. Kita turutin deh, Om... 😏
Mungkin ke depannya kalo udah nemu calon Tante yang pas, dia mau dipanggil Om. Ya nggak, Om? 
_____________________________________________


πŸ“šπŸ“–πŸ“”πŸ”– Fakta unik nomor tujuh
(drum roll):
"Spontan, Uhuy!"


[27/10, 22:11] Hiday Nur:
Eh kok aku jadi pengen nanya sih Ruz😒

[27/10, 22:11] Daruz Armedian:
Yha

[27/10, 22:11] MS Wijaya:
Udah tutup warungnya..

[27/10, 22:11] Dymar Mahafa:
Spesial buat mbak Hiday gapapa
πŸ‘πŸ» monggo

[27/10, 22:12] Hiday Nur:
Tulisanmu terbaca spontan. Kukira mmg begitu prosesmu menulisnya? Atau itu sebenarnya proses panjang mikirnya tapi terbaca seperti spontan?

[27/10, 22:13] Hiday Nur:
Udah habis itu kalimat penutup deh

[27/10, 22:13] MS Wijaya:
Apakah ada kata uhui-nya, sehingga disebut spontan??
*Ya ampun gw receh banget..*

[27/10, 22:14] Dymar Mahafa:
🀣 #apasih
Spontan Uhuy. Ketahuan banget bang generasi th brp dikauπŸ˜‚

[27/10, 22:15] ODOP Sakifa:
Sebuah upaya mengabadikan status mahasiswa rupanya. Menambah usia tanpa kentara. Membuat kamuflase wajah remaja dengan fakta yang menua.
#iniApasih

[27/10, 22:16] Daruz Armedian:
Ya. Aku serius masih semester 5. 🀀🀀🀀

[27/10, 22:16] Hiday Nur:
Udah Ruz boleh kamu tutup dg kalimat terakhir. Kasihan yg nungguin

[27/10, 22:17] ODOP Sakifa:
Itu angka 5 kalau ngga di nonaktifkan jadi angka berapa?

[27/10, 22:17] Daruz Armedian:
Semi non aktif maksudnya, jarang masuk kelas.

[27/10, 22:19] Hiday Nur:
Baiklah. Dedek Daruz yang emezh. Makasiih bangeet dah mau disekap di malam minggu

***

πŸ“šπŸ“–πŸ“”πŸ”– Fakta unik nomor depalan
(drum roll):
"Pintu keluarnya sebelah mana?"

_____________________________________________
Fakta unik (baca: aib) yang kedepalan ini sekaligus menutup perjumpaan kita di kelas Malam Minggu bareng Daruz ya, gaes.
Itu artinya kerjaan gue udah kelar dan tuntas sudah janji bakti.
_____________________________________________

[27/10, 22:21] Daruz Armedian:
Aku keluar apa dikeluarin ini mbak?
Kok jadi bingung

[27/10, 22:22] Hiday Nur:
Kamu maunya keluar sendiri apa kutendangπŸ˜‚

[27/10, 22:22] ‪Putri Mawadah‬:
🀣 terima kasih, Kak Daruz atas segalanya.

[27/10, 22:22] Daruz Armedian: 😘

[27/10, 22:22] Daruz Armedian:
Aku keluar sendiri aja. Mandiri kok.

[27/10, 22:22] Hiday Nur:
Okay.🀣

[27/10, 22:22] Hiday Nur:
Nah udah kabur dia

[27/10, 22:23] Hiday Nur:
Makasih teman2 yg udah nyimak malam ini. Maaf juga kalo saya ada salah kata yaπŸ™πŸ»πŸ™πŸ»

[27/10, 22:24] Hiday Nur:
Teman2 boleh keluar sendiri2 ya.

[27/10, 22:24] ‪Putri Mawadah:
Aku nunggu dikeluarin aja ya.
Aku tidak biasa meninggalkan. ☺

[27/10, 22:24] Hiday Nur:
Pintu keluar sebelah utara

[27/10, 22:24] Hiday Nur:
Jangan lupa sampahnya di buang pada tempatnya

[27/10, 22:25] Putri Mawadah‬:
Kalau aku mau belok ke Barat aja, boleh engga Mbak?

[27/10, 22:27] Hiday Nur:
Gak boleh, waktunya bobok. Cuci kaki, minum susu. Masul kamar ya

[27/10, 22:28] Ferida Zuriana:
Terima kasih NAC dan semuanya untuk malam ini. Tambah ilmu

[27/10, 22:29] Hiday Nur:
Ini bukan grup NAC, Put. Cuma grup smntara buat malming sama DaruzπŸ˜‚
Nanti kalo NAC buka, boleh gabung

[27/10, 22:30] Putri Mawadah‬:
Yeyy. Siap, Mbak. 

[27/10, 22:31] Akbar Maulana‬:
Aku pamit. Terimakasih ya mbak Hiday⁩..

***

________________________________________
Demikian artikel ini dibuat dengan sebenar-benarnya untuk digunakan sebagaimana mestinya.
________________________________________

Semoga dengan adanya tulisan ini ke depannya, semua orang mampu memahami bahwa tidak sepantasnya diri sendiri menganggap remeh keping-keping recehan. Karena tanpa recehan, pedagang akan susah memberi kita uang kembalian, bukan?

Recehan walau sering dipandang sebelah mata, namun ranahnya menjangkau seluruh lini lapisan masyarakat. Dia rendah hati, merakyat dan yang terpenting adalah mampu menghibur. Contoh (maaf): para tuna wisma di luar sana akan merasa sangat terhibur jika kita memberi mereka sekeping dua keping recehan yang kita punya. Begitu pula dengan para musisi jalanan.

Keping receh juga membantu melancarkan sirkulasi angin yang tidak bisa keluar dari tubuh kita (proses kerokan). Bisa juga untuk menggosok-gosok punggung voucher pulsa yang akan kita gunakan. Kalau dulu sebelum gadget merajalela, kepingan receh aku gunakan untuk menelepon si poncil di nomor 2921100 di jalur telepon umum yang ada di jalan-jalan dekat rumahku, rame-rame bareng temen-temen satu gang.

Cukup.

Sekian dulu deh.
Semoga bisa memberi manfaat, ya.
Senang bisa berbagi.

Muchas gracias. Adios. πŸ€—

***

Special thanks to Mbak Hiday Nur.
This article is dedicated for: One Day One Post Writing Community, Nulis Aja Community, dan teman-teman pembaca blog yang budiman.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Lara dan Alam Lain

What Do You Think About English Subject At School?

Dia Dan Alegori