Pegiat Ghibah

Begitu tekun menggunjing nyawa sesama
Buntalan keluh dilempar tanpa koma
Tak ada lidah yang bertulang
Sebab tulang tak suka bicara
"Musnahkan saja bahasa!"

Demi apa ketika saliva gigih pintal angkara
Dengan jarum tanpa benang
Telinga pekak menyimak
Rasanya gatal bukan kepalang
Makin digaruk makin meradang

Andaikata hati berbahan elastis
Tak akan ada retak karena ulah apatis
yang abai akan empati
namun elukan rinai agamais

Mendengar lantunan ayat mendesir menyayat
Denging gelombang seruan bah!
Dibaur lengking biola tuna wicara
Yang dawainya diganti tali
                ;busur panah
Siap bidik pegiat ghibah

Apa urusannya soal kotak dalam kotak
                         dan gantung tanya,
                         dan privasi,
                         dan opsi,
                         oposisi,
                         hak asasi
Esensi seratus persen bohong
Umuk, omong kosong!

"Bungsunya pengusaha,
apa daya sulungnya gila."
"Iya. Mengapa sih dia bekerja?"
"Setuju, toh suaminya kaya raya."
"Semestinya anak itu belajar di kampus A,
atau jadi ulama saja ia,
biar merantau itu ke ibukota,
menjaja imannya."
"Ha ha ha..."

Apa hakikat bila alas dikenakan pada sisi yang sama
Sepasang kanan, sepasang kiri
"Nyaman tidak?"
"Berimbang tidak?"
Cermin menggeleng
Sementara kepala mereka teleng


Kediri, 05 September 2019. 13:40 WIB

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

What Do You Think About English Subject At School?

Kanvas Kata Kita: Dari Dymar, Oleh Dymar, Untuk Hiday Nur

Lara dan Alam Lain