Dia Dan Alegori
Pagi kembali mengundang mimpi
ke laut. Sebelum matahari pertama
dan buku jemari sempat menghangat
Yang di dalamnya ada ruangan kosong
semacam tabung kaca segi lima
Tempat dia dan alegori tukar belati
Saling menusukkan dengki ke arteri
Sementara dendam gelar ironi
Dikirimkan pasukan ombak dan taifun
Semua yang bicara adalah pembohong
Omong kosong apalagi yang dikata mulut
kepada hati. Mengiris lembaran kemarin
Yang coba lari dari sembrani. Laut,
bagaimana mimpi bisa melambung,
bila kepala tak lagi mendengar sabda nurani?
Ada yg layu dari garis tawa
Yang dilekatkan di paras lupa
dalam gulungan kitab ulama
Kepada tuna wisma - dia berdoa
Tunjuki kami tempat bernaung
Sebelum habis masa berkabung
Hingga puing mendirikan istana
Tanpa sidik jari
Kediri, 20 September 2019. 13:22 WIB
ke laut. Sebelum matahari pertama
dan buku jemari sempat menghangat
Yang di dalamnya ada ruangan kosong
semacam tabung kaca segi lima
Tempat dia dan alegori tukar belati
Saling menusukkan dengki ke arteri
Sementara dendam gelar ironi
Dikirimkan pasukan ombak dan taifun
Semua yang bicara adalah pembohong
Omong kosong apalagi yang dikata mulut
kepada hati. Mengiris lembaran kemarin
Yang coba lari dari sembrani. Laut,
bagaimana mimpi bisa melambung,
bila kepala tak lagi mendengar sabda nurani?
Ada yg layu dari garis tawa
Yang dilekatkan di paras lupa
dalam gulungan kitab ulama
Kepada tuna wisma - dia berdoa
Tunjuki kami tempat bernaung
Sebelum habis masa berkabung
Hingga puing mendirikan istana
Tanpa sidik jari
Kediri, 20 September 2019. 13:22 WIB
Katakan pada nurani untuk bangkit dan terus berjuang. Demi marwah negeri ini
BalasHapusSiap :) Nanti saya sampaikan pesannya. Terima kasih kak atas apresiasinya ^^
HapusJujur saya tidak begitu bisa membuat puisi. Ketika saya membaca puisi kakak, saya merasa tinggi makna bahasanya. Saluuttt... semangat berkarya.
BalasHapusTerima kasih banyak kak sudah mengapresiasi coretan ini.. :) Semangat juga untuk kak Maria..
HapusDiksi dan pesan yg keren kak
BalasHapusTerima kasih kak.. ^^
HapusLuar biasa diksinya mbak dym😍
BalasHapusEhe.. makasih Ra ^^
HapusSaya masih buta dengan dunia puisi. Selalu salut sama orang yang bisa merangkai kata menjadi puisi
BalasHapusTerima kasih kak sudah berkenan baca :) dan mengapresiasi
Hapus