English Proverbs: You Are What You Eat
Pernah mendengar peribahasa dalam bahasa Inggris, "You are what you eat."?
Anthelme Brillat-Savarin pada tahun 1826 mengatakan, "Katakan padaku apa yang kau makan, dan aku akan memberitahumu soal: apa sih kamu ini."
( Tell me what you eat, and I will tell you what you are.)
Ludwig Andreas Feuerbach dalam sebuah esai mengatakan, "Manusia adalah apa yang dia makan."
(Man is what he eats.)
Kedua pandangan di atas menarik satu benang merah yang sama yaitu memang secara harfiah tentang makanan yang masuk ke dalam tubuh akan berpengaruh pada pola pikir serta kesehatan jasmani seseorang.
Kemudian makna peribahasa tadi bergeser sedikit ke arah yang lebih kepada anjuran diet.
Pakar gizi Victor Lindlahr pada tahun 1920-an mengatakan, "Sembilan puluh persen penyakit adalah karena makanan yang tidak sehat. You are what you eat."
Lindlahr percaya bahwa diet adalah cara terbaik untuk mengurangi risiko terserang penyakit yang disebabkan oleh makanan yang dikonsumsi setiap harinya.
Lebih kepada tidak makan secara berlebihan atau barangkali seperti berpuasa? Bisa jadi.
Roman Chatolics percaya bahwa pandangan petuah tersebut mengacu pada unsur religi ketimbang basis diet.
Chatolics mengatakan bahwa roti dan anggur yang mereka makan dan minum adalah representasi dari tubuh dan darah dari Yesus.
Baik, tinggalkan sejenak pandangan di atas. Karena sebagai seorang yang baru-baru ini berganti baju sebagai penulis, saya, Dymar Mahafa, punya pandangan sendiri terkait petuah "You are what you eat."
Kamu adalah apa yang kamu makan. Makan di sini lebih kepada sebuah konotasi tentang apa saja yang diserap oleh indra manusia, yang baik maupun yang buruk sekalipun. Seperti informasi, jenis bacaan, hobi, pekerjaan, dan bisa jadi apa saja yang berkaitan erat dengan pengetahuan baru.
Jadi, diri seorang individu bisa dinilai dari apa yang dia serap setiap harinya dalam rangka perkembangan rohaniah, baik secara psikologi maupun secara spiritual. Apa saja yang kamu lihat, kamu dengar, kamu hirup, kamu kecap, dan kamu simpulkan adalah cerminan dari siapa aslinya dirimu.
Jika kamu kebetulan juga adalah seorang penulis, maka jenis bacaanmu serta jenis tulisan yang kamu produksi bisa jadi adalah cerminan dari siapa dirimu yang sebenarnya.
Sudah mengenal siapa dirimu yang sebenarnya?
You are what you eat. ☺
Anthelme Brillat-Savarin pada tahun 1826 mengatakan, "Katakan padaku apa yang kau makan, dan aku akan memberitahumu soal: apa sih kamu ini."
( Tell me what you eat, and I will tell you what you are.)
Ludwig Andreas Feuerbach dalam sebuah esai mengatakan, "Manusia adalah apa yang dia makan."
(Man is what he eats.)
Kedua pandangan di atas menarik satu benang merah yang sama yaitu memang secara harfiah tentang makanan yang masuk ke dalam tubuh akan berpengaruh pada pola pikir serta kesehatan jasmani seseorang.
Kemudian makna peribahasa tadi bergeser sedikit ke arah yang lebih kepada anjuran diet.
Pakar gizi Victor Lindlahr pada tahun 1920-an mengatakan, "Sembilan puluh persen penyakit adalah karena makanan yang tidak sehat. You are what you eat."
Lindlahr percaya bahwa diet adalah cara terbaik untuk mengurangi risiko terserang penyakit yang disebabkan oleh makanan yang dikonsumsi setiap harinya.
Lebih kepada tidak makan secara berlebihan atau barangkali seperti berpuasa? Bisa jadi.
Roman Chatolics percaya bahwa pandangan petuah tersebut mengacu pada unsur religi ketimbang basis diet.
Chatolics mengatakan bahwa roti dan anggur yang mereka makan dan minum adalah representasi dari tubuh dan darah dari Yesus.
Baik, tinggalkan sejenak pandangan di atas. Karena sebagai seorang yang baru-baru ini berganti baju sebagai penulis, saya, Dymar Mahafa, punya pandangan sendiri terkait petuah "You are what you eat."
Kamu adalah apa yang kamu makan. Makan di sini lebih kepada sebuah konotasi tentang apa saja yang diserap oleh indra manusia, yang baik maupun yang buruk sekalipun. Seperti informasi, jenis bacaan, hobi, pekerjaan, dan bisa jadi apa saja yang berkaitan erat dengan pengetahuan baru.
Jadi, diri seorang individu bisa dinilai dari apa yang dia serap setiap harinya dalam rangka perkembangan rohaniah, baik secara psikologi maupun secara spiritual. Apa saja yang kamu lihat, kamu dengar, kamu hirup, kamu kecap, dan kamu simpulkan adalah cerminan dari siapa aslinya dirimu.
Jika kamu kebetulan juga adalah seorang penulis, maka jenis bacaanmu serta jenis tulisan yang kamu produksi bisa jadi adalah cerminan dari siapa dirimu yang sebenarnya.
Sudah mengenal siapa dirimu yang sebenarnya?
You are what you eat. ☺
Komentar
Posting Komentar