Talak
Bercericau tentang kemarau basah Acap kali topan berembus Hingga kelakar ini perlahan pupus Ujar-ujar tetua sudah seperti seonggok serumen Yang berjubal dalam rongga eustachius Tak lebih dari serasah Terabaikan serupa ladang tandus Sebentar lagi kemarau keras Seperti ikatan ini yang sebentar lagi retas Benang kasih yang dulu dirajut berakhir nahas Ladang hati kita telah tandus Motor irigasinya telah lama aus Semerbak bunga-bunganya tak lagi terendus Ide bagus untuk budi daya kaktus Kepala kita serupa Borazon Temperamen laksana beton Emosi ini beriak Amarah menggelegak Memandang parasmu pun muak Tenaga dikuras tandas Perselisihan belum jua tuntas Tak ada kata puas Hingga kanal meliuk dari sudut mataku Mengalir deras Tanda namamu ditoreh di atas kertas Janji sehidup semati resmi kandas Bukan aku yang pergi, tetapi kau Bukan aku yang melarikan diri, tetapi kau Bukan aku yang mengakhiri, tetapi kau Walau awalnya bukan kau yang mengingini, tetapi aku *** ...