Filosofi Air

Mungkin benar jika kadang angin tak selalu menyenangkan
Partikel udara yang sejuk itu kadang menjelma menjadi beku, membiru

Mungkin benar jika kadang api tak selalu memberi manfaat
Nyala hangat jingga kemerahan itu kadang menjelma menjadi kobar, membakar habis apa saja, siapa saja

Mungkin benar jika tanah tak selalu melunak
Serbuk debu padat itu kadang menjelma menjadi keras, membatu

Mungkin benar jika air tak selalu tenang dan menyembuhkan
Partikel bening yang mensucikan itu kadang menjelma menjadi amuk, samudra menyelimuti tanah daratan

Air tak selalu bermuara kembali pada samudra, seringkali ia tersesat

Jalan alirannya kadang terhalang oleh parit, oleh beton tinggi atas campur tangan manusia

Kadang ia harus terjebak cukup lama di saluran parit yang gelap

Kadang elemen bening itu menjelma bias uap, berbaur kembali bersama udara, bersekutu dengan angin

Namun bagaimanapun ia menjelma, air tetaplah air

Air senantiasa mampu meredakan murka api
Air senantiasa mampu melunakkan kerasnya tanah
Air senantiasa mampu menjadi sahabat angin, bersama awan melahirkan hujan
Air senantiasa ikut andil dalam kelangsungan hidup makhluk semesta

Walau pembawaannya tenang
Namun terkadang air mampu membunuh apa saja dan siapa saja yang berani menghalanginya untuk kembali menyatu bersama samudra


Kediri, 05 Mei 2018. 09:20
Oleh: Dymar Mahafa

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Lara dan Alam Lain

What Do You Think About English Subject At School?

Dia Dan Alegori