A.A.D.C #14

Ada Apa Dengan si Cyber-a-holic?

#14


“Apa?”

Siska menagih perkataan Sinta pagi tadi. Nada bicaranya terdengar lelah dan malas. Ia capai seharian sibuk dengan tugas yang menumpuk, belum lagi hukuman dari Pak Mul yang harus dilunasinya setiap pagi bersama Sera.

Mereka bertiga tengah menikmati jam istirahat kedua di kantin sekolah. Sinta yang hendak menyuapkan irisan ke dalam mulutnya, mendadak urung sejenak. Aprilia tersenyum seraya menaikkan alis. Tanda bahwa sesuatu yang akan mereka ceritakan, adalah hal yang menggembirakan. Bagi mereka, tentunya. Tidak untuk yang lainnya.

Sinta dan Aprilia saling pandang, sebelum akhirnya salah satu dari mereka angkat bicara.

“Ada murid baru di sekolah kita!” Sinta histeris. Ia begitu kegirangan. Aprilia meletakkan telunjuknya di bibir seraya mendesis. Isyarat agar Sinta memelankan suaranya.

“Ganteeeng.” Aprilia mengamini. Ada binar yang terpancar di kedua matanya. Seolah memuja.

Siska mendesah lelah. Ia menatap kedua temannya dengan malas.

“Maksud kalian Ferdi?” tebak Siska. Ia kembali melanjutkan ritual makan siangnya.

“Lho, Ferdi juga pindah sekolah di sini? Sejak kapan?” Aprilia tampak terkejut. Ia agaknya baru mengetahui fakta itu. Begitu pula dengan Sinta.

“Ferdi? Si Ferdi-Ferdi yang itu maksudmu?” Sinta mencoba mengklarifikasi.

Siska mengangguk. Kemudian kembali fokus pada nasi goreng pedas di hadapannya.

“Tapi, bukan dia yang kita maksud.” kata Sinta kemudian. “Ada satu lagi murid pindahan lain. Uhm, kalau gak salah dia pindahan dari Surabaya.”

“Yak, tul.” Aprilia membenarkan penuturan Sinta.

Siska tetap mengabaikan kedua temannya berceloteh ria. Ia menikmati ritual makan siangnya dengan khidmat. Sesekali ia meneguk es kelapa muda melalui sedotan dengan agak tergesa, karena tidak sengaja mengunyah cabai utuh yang tersembunyi dalam gundukan nasi goreng yang tengah disantapnya.

“Namanya siapa tadi, Pril? Semacam gabungan antara nama zodiak sama nama artis Hollywood gitu deh. Err— zodiak singa, Leo…” Sinta berpikir keras, sebelum akhirnya mencetuskan satu nama yang ia ingat. “Aha, Leonardo!” lanjutnya kemudian seraya menjentikkan jari.

“Bukan Leonardo, tapi Leonardi.” ralat Aprilia.

Siska terbatuk.

Ia tersedak es kelapa muda. Mendengar nama yang baru saja disebutkan Sinta, kontan membuatnya terbelalak. Siska kaget. Kaget setengah mati.

“Le—Leo.. Leonardi?” ulang Siska.

Ia masih belum bisa percaya dengan apa yang baru saja didengarnya. Siska berharap bahwa telinganya salah mendengar. Namun ternyata, harapannya tidak terkabulkan.

[ akhir dari part #14 ]

~Ada Apa Dengan si Cyber-a-holic?~

Oleh: Dymar Mahafa

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Lara dan Alam Lain

What Do You Think About English Subject At School?

Dia Dan Alegori