You are Real - 18
Satu kebetulan lagi yang kembali menamparku hari itu. Hari Senin. Di bulan April yang cerah, musim hujan labil dan Ujian Sekolah anak-anak kelas 9. Aku kembali ditampar oleh satu perkataan dari rekan guru di sekolah ini. Beliau dulu merupakan guru yang mengajar mapel kesenian sewaktu aku masih bersekolah di sini. Satu pembicaraan yang berhasil membuatku tersipu. Tentang siapa lagi? Real, tentu saja. Pagi itu Ujian Sekolah Berbasis Komputer sesi pertama tengah berlangsung. Aku duduk diam menunggui komputer server di sudut kanan bagian depan ruangan. Bu Yanu selaku pengawas hari itu, menghampiriku. "Mbak, panjenengan punya daftar nama anak-anak kelas 7?" tanya beliau seraya duduk di sebelahku. "Nggih, ada, Bu. Di komputer perpus." "Nanti saya ng- copy ya." "Oh, nggih. Monggo." jawabku seraya mengulum senyum. "Mbak, nanti saya minta nilai anak-anak yang ujian kemaren. Yang seni budaya. Ada ya, Mbak, di komputer sini?" ta