Lara dan Alam Lain
Dia kembali mengundang Lara malam itu; untuk duduk bersama menyesap secangkir air mata hangat. Juga mengalir bersamanya setetes nila dari bejana jiwanya yang sekarat. Cangkir, karpet, dinding, meja-kursi, semua lenyap bersama pekatnya s ekitar yang berubah menjadi permadani biji kopi tanpa gravitasi. "Apakah ini Andromeda?" tanyanya. "Tidak. Bukan. Ini alam lain," desah Lara. Tempat yang tak asing di mana ia pernah singgah s esekali; untuk menyapa satu dua peony yang mekar. Mahkotanya merekah hingga tiba-tiba daun-daun itu satu demi satu tersesat bersama pusara puting beliung. Melenyapkan segala keindahan, segala kemuskilan. "Yang tumbuh akan hilang lalu berganti," ujar Lara sebagai pemandu perjalanan. Kehidupan ini pun persis. Tak mesti jadi kontemplasi s oal apa atau siapa yang tumbuh, yang hilang dan yang berganti. Karena sebagian percaya bahwa cerita tentang hidup setelah mati tak ubahnya babak fiksi dengan akhir yang menyedihkan. Lan...