Dengarkan Aku! Karena Aku Adalah...
Aku membangunkanmu setelah berkata, "Cukup!" Perlahan kelopak matamu membuka. Menyesuaikan cahaya lampu ruangan ini. Kamarmu. Napasmu tak beraturan. Kau terengah. Jantungmu bekerja terlalu cepat. Bulir-bulir keringat dingin membasahi pelipismu. "Kau baik-baik saja?" aku bersuara. Tak ada tanggapan darimu. Kau terduduk seraya menjangkau ponsel di meja sebelah ranjang. "Jam dua belas lebih. Ya ampun.." bisa ku dengar kau menggumam. Aku membiarkanmu menenangkan diri dalam hening. Tepat tengah malam. Selalu begitu. Selalu aku membangunkanmu pada jam sekian. Sebelum kau jadi gila karena ulah mimpi burukmu sendiri. Sungguh, aku tak bermaksud buruk. Aku hanya mencoba memberitahumu sebuah firasat melalui mimpi. Sejak kau masih kecil, aku telah terlatih untuk ini. Yakni mendampingimu memecahkan rahasia mimpi. Bahkan mimpi terburukmu sekalipun. Mimpi tak hanya semata-mata sebagai bunga tidur. Terkadang mimpi merupakan pertanda akan sesuatu yang akan se...