A.A.D.C #18
Ada Apa Dengan si Cyber-a-holic? #18 “Kamu nggak sarapan?” Gemerincing bunyi dentingan sendok garpu yang beradu dengan piring menggema di ruang makan yang luas itu. Pak Wiyoto menyesap secangkir kopinya perlahan ketika seorang remaja laki-laki menuruni tangga. “Tidak perlu.” jawab pemuda itu sambil lalu. Nadanya sedikit ketus. Ia menyampirkan tasnya di bahu, kemudian bergegas pergi sebelum bentakan ayahnya menggema. “Ferdi! Kamu dengar Ayah tidak? Kamu lupa pesan mendiang ibumu? Kamu harus jaga kesehatan. Ingat itu!” Ferdi menghentikan langkahnya. Namun tetap memunggungi sang ayah. “Bukankah seharusnya anda senang jika saya mati cepat? Bukankah itu yang selama ini anda tunggu?” sindiran tajam lolos begitu saja tanpa basa-basi. “Dan anda juga harus mengingat ini. Dari dulu, saya sama sekali tidak menganggap anda sebagai ayah saya. Jadi, berhenti menyebut diri anda sendiri sebagai ayah. Ingat itu!” pungkasnya dengan geram. Kemudian Ferdi berlalu. Me...